[Lombok, NTB] Innalillahi wa innailaihi roji’un. Tidak ada kata yang pantas kita ucap ketika musibah melanda selain kalimat istirja’. Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, bagian timur bumi pertiwi digoncang gempa hingga 7 SR. Saudara kita di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat musibah gempa bumi (5/8). Gempa 7 SR ini menjadi awalan dari gempa-gempa susulan yang silih berganti hingga kini. Menurut info grafik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hingga 15 Agustus 2018 tercatat sebanyak 679 gempa susulan pasca gempa 7 SR. Gempa susulan terus mengguncang Lombok hingga gempa berkekuatan 7 SR kembali mengguncang Kota Seribu Masjid ini.
Berdasakan informasi dari Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat, korban meninggal dunia sampai (20/8) saat ini tercatat 548 jiwa. Sebelumnya diketahui berdasarkan posko induk data yang meninggal di Lombok Utara sebanyak 404 jiwa. Meski kerusakan materil masih dalam proses pendataan Kemensos, namun diperkirakan sangat besar. Banyak rumah warga, fasilitas umum yang luluh lantak. Bangunan-bangunan runtuh, rata dengan tanah dan menimbun banyak warga karena gempa terjadi pada malam hari. Terutama di wilayah Lombok Utara, yakni wilayah yang menanggung kerusakan terberat.
Membawa amanah kemanusiaan yang telah terkumpul per 13 Agustus 2018, Ahad (12/8) Tim Relawan Dompet Sejuta Harapan (DSH) berangkat menuju Lombok, NTB. DSH menuju Posko Pengungsian di Desa Dangiang, Kecamatan Khayangan, Lombok Utara. Logistik yang telah dipersiapkan untuk disalurkan kepada korban bencana alam diserahkan kepada dapur umum setempat. Tim relawan DSH bahu membahu dengan relawan lain dan warga setempat untuk membangun hunian sementara dengan terpal, bambu, seng, dan peralatan serba seadanya. Selain itu relawan juga membantu trauma healing dengan mencoba bercengkerama membangkitkan senyum korban.
Menurut kesaksian warga Dangiang, warga mengalami trauma saat malam tiba. Warga kota Mataram sebagian besar mengungsi jika malam tiba. Sebagian tenda pengungsian yang ada berdiri tanpa penutup samping, sehingga ketika malam datang warga merasakan dingin akibat angina yang menerpa secara langsung. Trauma yang dialami warga mengakibatkan mereka lebih memilih tidur diluar rumah meski rumahnya tidak termasuk rumah yang runtuh pasca gempa. Sebagian memilih tidur di luar teras rumah, dan sebagian lebih merasa aman dengan tenda seadanya di pinggir rumah. Kini kota yang dikenal dengan sebutan Kota Seribu Masjid ini menjadi Kota Ribuan Tenda.
Doa, dukungan serta uluran tangan untuk saudara kita yang berada di Lombok, NTB sangat dibutuhkan dan dinanti. Kebutuhan akan logistik, hunian sementara, selimut, jaket, tenaga dan peralatan medis, hingga air bersih menjadi kebutuhan yang sangat mendesak dibutuhkan korban di pengungsian. Gerakan Peduli Korban Gempa dan Gerakan Infaq Jum’at untuk Korban Gempa Lombok masih digencarkan DSH hingga kini. Donasi dapat disalurkan secara langsung ke Kantor Pusat maupun Kantor Cabang Solo, Jogja yang beralamat di bawah ini melalui transfer.
Kantor Pusat Dompet Sejuta Harapan
Jl. Ki Ageng Gribig No.8 Sangkal Putung, Klaten Utara (Gedung Lantai 2)
(0272) 325 805 / 0857-0000-1011
Kantor Cabang Dompet Sejuta Harapan Solo
Pajajaran Barat I No. 48 RT 02/RW XVII, Sumber, Banjarsari, Surakarta
0857-9958-2480
Kantor Cabang Dompet Sejuta Harapan Jogja
Jl. Lowan, Gg. Kanthil 99A RT 21/06, Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta
0857-0000-2406
Via Transfer :
Bank Syariah Mandiri 037 008 3987
Bank Muamalat 526 000 4267
BNI Syariah 177 002 0103
BRI Syariah 103 114 8975
Semua a/n Dompet Sejuta Harapan
Konfirmasi transfer & Jemput Donasi : 085700001011