Lebih dari 2 bulan berlalu, gempa Lombok masih menyisakan luka bagi korban. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan berdasarkan data hingga Senin (1/9/2018) pagi korban meninggal dunia paling banyak di Kabupaten Lombok Utara, yaitu 467 jiwa. Sedangkan korban meninggal dunia juga ditemukan di beberapa wilayah selain Lombok Utara. Korban meninggal dunia dari Kabupaten Lombok Barat sebanyak 44 orang dan Kabupaten Lombok Timur sebanyak 31 orang.
Selain korban meninggal dunia, gempa Lombok dan gempa susulannya mengakibatkan korban luka-luka yang tidak sedikit. Sutopo menyatakan ada 1.584 korban luka-luka yang tersebar di beberapa titik. Lombok Utara menjadi titik lokasi dimana ditemukan korban luka-luka terbanyak yaitu 829 orang. Sementara, di Lombok Barat ditemukan 399 orang, Lombok Timur sebanyak 122 orang dan korban luka-luka di Sumbawa Barat berjumlah 115 orang.
Terbayang betapa banyak tangis dan rintih kesakitan yang dirasa para korban dan keluarganya. Keluarga tempat menemukan hangatnya kasih sayang, rumah tempat berteduh dari panasnya kehidupan, kerabat yang tersebar tak tahu di mana harus mencari saudara sedarah, menjadi hal yang mau tidak mau akrab di sandang pasca gempa dahsyat awal Agustus yang lalu.
Setiap dermawan berlomba-lomba meringankan beban penderitaan. Para relawan berbondong-bondong mengemban misi kemanusiaan. Terjun ke bumi Lombok di mana nganga luka sangat terasa. Tidak terkecuali tim gabungan relawan dari Kota Bersinar, Klaten. Senin (8/10) malam, tim relawan Dompet Sejuta Harapan (DSH) bersama relawan dari Guru Ngaji Berdaya, RPU, dan YASR kembali berangkat ke Lombok. Pemberangkatan tim relawan yang ketiga ini terdiri dari 8 orang dan akan menjalankan misi kemanusiaan selama 10 hari.
Bertolak dari Klaten ke Surabaya kemudian menuju Boyotan Proyek Gumantar, Kayangan, Lombok Utara, para relawan membawa sejumlah bantuan berupa Al Qur’an, Iqro, jilbab, paket alat sekolah dan uang saku, dan lain-lain. Bantuan tersebut sesuai dengan visi pemberangkatan ketiga ini. Selain membuat huntara bagi warga dan trauma healing, relawan berangkat dengan tujuan untuk pembinaan ruhiyah serta memberikan santunan bagi anak-anak yatim dan dhuafa.
Tepatnya pada hari Ahad (14/10), tim relawan mengadakan santunan untuk anak yatim dan dhuafa yang dikemas dalam serangkaian agenda Muharram Ceria. Bekerjasama dengan remaja islam Masjid Muhajirin Lombok, relawan DSH dengan relawan lainnya menumbuhkan semangat anak-anak Lombok dengan mengadakan agenda ini. Sebanyak 34 anak yatim dan 35 dhuafa mendapat paket alat sekolah, uang saku serta kaos bertulisakan Senyum itu Sedekah dalam acara tersebut. Setelah acara seremonial, anak-anak berbagi keceriaan di pantai tidak jauh dari lokasi Muharram Ceria. Alhamdulillah, acara ini terlaksana dengan lancar dan memberikan warna keceriaan serta semangat baru bagi anak-anak korban gempa Lombok. Mereka mulai kembali menghimpun mimpi yang sempat terserak. Mulai memandang masa depan dan mengingkatkan keimanan.