Rumah Makan Surga Dunia, Bukan Rumah Makan Biasa

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

[QS. Al Baqarah (2) : 261]

Apa yang kita pikirkan jika berbicara mengenai usaha? Ketika ditawari bisnis investasi, apa yang akan kita pikirkan pertama kali? Sebagian besar dari kita tentu akan berpikir tentang keuntungan. Tidak mengherankan, keuntungan memang menjadi satu poin utama dari setiap usaha tidak terkecuali dengan sistem investasi. Jika sudah mengetahui banyak keuntungan yang didapat, maka tentu kita akan bersemangat untuk bertanya sana-sini atau mencari tahu lewat berbagai media informasi.

Tidak salah memang seseorang memikirkan itu untuk pertama kali, karena memang untung rugi harus dipertimbangkan dengan bijaksana. Meski tidak menutup kemungkinan, untung yang besar juga berpeluang mengalami kerugian. Namun bagaimana jika seseorang menawarkan kepada kita sebuah investasi yang dia sampaikan dalam usaha tersebut memiliki peluang kerugian yang tidak kecil. Tidak tertarik? Mari kita simak dulu kisah Ray, seseorang yang menawarkan usaha dengan iming-iming yang lain dari yang lain: rugi.

Orang ini bernama Nurachman atau biasa di panggil Ray. Seorang mahasiswa Kimia, Universitas Padjajaran, seseorang yang memiliki pemikiran gila tersebut. Berdasarkan kehidupannya yang berasal dari keluarga tidak mampu, dirinya yang sering kesulitan dalam mengatur uang kiriman menjadi pemantiknya membuka warung makan. Namun, konsep bisnis yang ingin ia jalankan bukanlah yang mengejar keuntungan. Mengingat kehidupannya yang serba pas-pasan, warung makan yang ingin ia bangun ialah warung makan yang bisa menolong teman-teman yang senasib sepenanggungan sepertinya.

Jika warung makan pada umumnya kita akan membayar sesuai dengan makanan yang kita habiskan, justru sebaliknya, usaha miliki Ray ini pengunjung disuruh menuliskan sendiri nominal yang ingin dibayar. Orang umum tentu akan bertanya-tanya, apakah usaha itu tidak rugi? Ini juga yang membuat Ray kesulitan mendapatkan investor, bahkan dirinya sering diusir ketika mengajukan tawarannya.

Tekadnya tidak patah, hingga suatu ketika seseorang yang sama nekatnya menyetujui penawaran Ray. Kendala tentu akan selalu ada, pernah beberapa kali ada kejadian yang tidak mengenakkan, di mana segerombolan anak muda turun dari mobil mewah. Mereka mengambil banyak makanan, dan hanya membayar lima ribu rupiah, mengerikan memang.

Hal pertama kali yang kita pikirkan adalah usaha ini tentu akan membuat pemiliknya gulung tikar, namun persepsi itu tidak benar. Keadaannya justru sebaliknya, usaha itu semakin melebar, hal yang tidak masuk akal jika dipikir secara logika. Dari seorang Ray kita tentu dapat mengambil pelajaran bahwa niat beramal akan membukakan kita pada pintu keberkahan yang lebih banyak. Masyaallah.

Tinggalkan Komentar