Di usia senjanya, Karimah terserang stroke. Sejak 2016, wanita yang lahir 68 tahun yang lalu ini harus menjalani pengobatan dan perawatan intensif bagi pasien stroke. Kondisi kesehatannya semakin membaik. Karimah dapat berjalan meski perlahan. Dibantu dengan kruk empat kaki, Karimah dapat menjalani aktivitas sehari-hari. Meski tidak dapat bepergian jauh dari rumahnya yang beralamat di Mluwih, Mireng, Trucuk, Klaten, setidaknya ia dapat keluar rumah menghirup udara segar, tidak hanya termangu di kamar.
Namun kondisi kesehatannya kembali menurun. Sebelum bulan suci Ramadhan tahun 2018 ini, Karimah terjatuh lagi. Setelah terjatuh, Karimah sudah tidak dapat berjalan. Ia hanya mampu terbaring. Melihat kondisi sang ibu yang sudah tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri, membuat Yunanta keluar dari pekerjaannya. Setelah sang ayah meninggal dunia, sang ibu hanya tinggal berdua dengan Yunanta, anak semata wayang yang terlahir 39 tahun silam. Terlebih kini Yunanta sudah bercerai dengan istrinya karena kondisi ekonomi dan perhatian yang terbagi untuk sang ibu. Sang ibu akan benar-benar sendiri di rumah jika ia tetap bekerja di proyek. Hati Yunanta tidak tenang jika harus meninggalkan ibunya sendirian jika ia tetap bekerja di luar.
Yunanta memutuskan keluar dari pekerjaannya dan memilih usaha di rumah. saat ini ia beternak parkit meski dalam skala kecil. Dari usaha kecil-kecilan ini tiap pekan ada tengkulak yang mengambil 4 sampai 5 pasang parkit yang dihargai sekitar Rp 200.000,- sampai Rp 250.000,-. Dari penjualan parkit tersebut, ia gunakan sebagai biaya keperluan sehari-hari dan biaya pengobatan Ibunya.
Pasca terjatuh, Yunanta fokus pada ikhtiar kesembuhan sang ibu. Dengan telaten Yunanta membersamai sang ibu menjalani perawatan intensif dan berbagai macam terapi. Setiap bulan Yunanta mengantar Karimah kontrol dan setiap pekan menjalani terapi di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr. RM. Soedjarwadi Wedi, Klaten. Sebagian biaya pengobatan terbantu dengan adanya KIS, namun beberapa terapi tidak bisa ditanggung KIS sehingga harus menggunakan biaya sendiri.
Untuk mengantar Karimah kontrol dan terapi, Yunanta terbantu dengan adanya Ambulan Gratis DSH maupun ambulan gratis yang ada di Klaten. Biaya kebutuhan sehari-hari dan pengobatan maupun perawatan Karimah yang tidak sedikit jumlahnya sulit diimbangi pendapatan Yunanta dari menjual pasang-pasang parkitnya. Alhamdulillah, pada hari Kamis (2/8) yang lalu, Tim Dompet Sejuta Harapan dapat menjenguk dan mencoba sedikit meringankan beban finansial Yunanta dan Karimah. Untaian doa dan uluran tangan untuk meringankan bahu Yunanta dalam mengikhtiarkan kepulihan Karimah sangat dibutuhkannya.
Infaq/Sedekah