[Sahabat DSH] Luhur Sedioadi, Menjalankan Bisnis Tanpa Beban

Bagi sebagian orang, bisnis sudah menjadi sebuah hobi yang bukan lagi persoal untung rugi nominal uang. Begitu juga yang dirasakan oleh drh. H. Luhur Sediyoadi. Jiwa bisnis yang sudah ada sejak kanak-kanak tak luntur hingga kini. Suami dari Hj. Nurul Baroroh ini sudah mulai belajar bisnis sejak beliau duduk di bangku SMP. Dengan berjualan keset dari satu toko ke toko yang lain, Luhur muda mengasah kemampuan bisnisnya. Menginjak usia SMA, Luhur sudah mengirim jeruk dari Madiun ke Bandung dengan modal kepercayaan pengepul jeruk. Keluwesan berpadu dengan kejujuran, jiwa bisnis ayah 3 anak ini semakin berkembang hingga kini.

Setelah lulus dari kedokteran hewan UNAIR, Luhur bekerja di sebuah perusahaan. Tidak berlangsung lama, ia memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan merintis usaha. Uang tabungan sejumlah 4 juta rupiah tidak jadi untuk modal membangun rumah, pasangan Luhur dan Nurul ini sepakat menggunakan uang tabungan untuk modal usaha peternakan unggas.

Tahun 2000, laki-laki asli Madiun ini mulai merintis usaha bersama rekan. Dengan sistem kemitraan, usaha bersama ini bertahan hingga tahun 2010. Karena perbedaan visi misi, Luhur memutuskan berhenti dari usaha kemitraan tersebu dan memilih merintis usaha mandiri tahun 2010. Modal aset berupa pabrik dan piutang hasil pembagian dengan mitra sebelumnya, Luhur mendirikan PT. Centra Biotech Indonesia.

Pada awal berdirinya perusahaan, Luhur harus menjual motor yang saat itu dibeli karyawannya sendiri dengan harga 3 juta. Hasil penjualan motor tersebut beliau gunakan untuk menggaji karyawan dan sisanya ia sedekahkan. Inilah salah satu kunci kesuksesan beliau, bersedekah meski dalam keadaan sempit. Beliau meyakini janji-Nya, sedekah tidak membuat kita jatuh miskin namun sebaliknya. Alhamdulillah sejak berdiri hingga kini, beliau tidak pernah bergantung pada pinjaman bank.

Pada tahun 2015, kantor perusahaannya masih berada di Griya Lusah Pratama Jogonalan Klaten sedangkan pabrik tempat produksi yang berada di Pasungan, Ceper, Kabupaten Klaten masih berupa los dengan penutup gedek dan menurut beliau sangat tidak layak disebut perusahaan apalagi skala nasional. Saat itu setiap ada calon kolega ataupun klien yang meminta bertemu, beliau tidak serta merta mengiyakan bertemu di kantor ataupun pabrik. Karena menurut beliau, kantor maupun pabriknya masih belum layak untuk menyambut tamu calon klien.

Alhamdulillah, atas izin Allah, pada tahun 2017, lahan pabrik yang awalnya mengontrak 1.000 m2 dapat terbeli dan meluas hingga kini 2.000 m2. Setelah terbeli, beliau mulai membangun pabrik dan kantor di lahan tersebut. Kini pabrik dan kantor PT. Centra Biotech Indonesia berdiri kokoh di Ceper, Klaten. Sedangkan kantor lama yang berada di Lusah, kini digunakan sebagai Rumah tahfidz.

Menurut Nurul, pemasaran mulai berkembang pesat dengan adanya sistem online. Produksi keseluruhan, baik cair maupun powder, pada tahun 2017 rata-rata mencapai 72 hingga 100 ton per bulan. Dan pada tahun 2018 ini, permintaan pasar semakin meningkat namun belum semua mampu dilayani. SDM dan skala produksi saat ini masih terbatas, sehingga hanya dapat memproduksi sekitar 5.000 botol produk kemasan 1 liter.

Rencana dan konsep perkembangan usaha ini sudah Luhur pikirkan, namun karena SDM yang masih belum memadai, maka saat ini beliau fokus pada produksi pupuk untuk bidang pertanian. Karena permintaan produk bidang pertanian lebih tinggi daripada bidang peternakan dan perikanan yang juga sudah beliau produksi. Karyawan saat ini masih berasal dari kerabat dan warga sekitar. selama ini beliau tidak mematok syarat khusus bagi calon karyawan. Asalkan ia memiliki semangat tinggi, komitmen ingin berusaha bersama, maka beliau dengan terbuka mempersilakan untuk bergabung. Jika sedang mengerjakan proyek, karyawan bisa berjumlah 40 sampai 50 orang. Sedangkan jika hari biasa, karyawan berjumlah sekitar 15 orang.

Keberadaan pabrik yang ramah lingkungan karena berbasis organik tidak mengganggu aktivitas warga dan lingkungan sekitar. menjalin hubungan baik dengan warga setempat dan tidak membuat sekat tak kasat mata menjadikan perusahaan beliau diterima di sana. Berbagi bingkisan dengan lingkungan sekitar menjadi agenda rutin dua hingga tiga kali per tahun dan saat Ramadhan.

Perjalanan bisnis yang tidak mudah, tidak dijadikan beban oleh laki-laki berusia 51 tahun ini. Luhur meyakini rezeki sudah ada yang mengatur. Uang maupun barang yang seudah beliau keluarkan, selalu beliau anggap uang yang hilang. Misalnya, ketika beliau mengirim produk kepada pelanggan, beliau sudah tidak merisaukan pembayaran yang di belakang. Sehingga ketika produk beliau tidak dibayar pelanggan bahkan mencapai 350 juta, beliau tidak merasa terpuruk dan kecewa. Meskipun sudah ada rekap piutang, namun beliau cenderung mengabaikan. Hingga seringkali beliau lupa ketika seseorang telah berhutang kepadanya. Pola pikir ini membuat beliau enjoy menggeluti dunia bisnis. Ini juga menjadi salah satu kunci keberhasilan bisnis beliau, jalankan dengan kejujuran dan nikmati setiap proses. “Setelah kita punya usaha sendiri, memang rasanya kita menghidupi orang banyak, membuka lapangan kerja. Sekarang kita justru memikirkan mereka (baca: karyawan). Kalau ini ndak tak kelola, kita sudah melangkah terlalu jauh gitu.” Bisnis ini sudah seperti amanah bagi Luhur.

Selain itu, prinsip owner sekaligus direktur utama PT. Centra Biotech Indonesia ini ialah solusi dari masalah adalah sedekah. Sedekah bukan lagi sebuah kewajiban namun sudah menjadi semacam kebutuhan. Ketika beliau menghadapi permasalahan, maka beliau akan meminta istrinya untuk bersedekah kepada siapapun bahkan kepada orang tak dikenal yang bertemu saat perjalanan. Sekitar tahun 2000, kakak iparnya mengenalkan keluarga ini dengan Dompet Sejuta Harapan. Memiliki kesamaan misi sedekah, sejak itu membuat keluarga Luhur rutin menginfaqkan sebagian hartanya melalui Dompet Sejuta Harapan. “Harapan kedepan perusahaan semakin berkembang, donasi semakin banyak.” tutur Luhur.

Karakter sederhana dan membumi melekat dalam keseharian Luhur dan keluarga yang kini menetap di Perumahan Griya Lusah Pratama Jogonalan, Klaten. Memilih gaya hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan meski terpandang mampu dan lebih dari sekedar cukup menjadikan kehidupan beliau lebih santai dan tidak berkutat pada duniawi. Karakter Nurul sebagai istri yang menjadi pendengar setia dan mampu melengkapi karakter Luhur membuat pasangan ini solid dan harmonis. Jiwa pebisnis yang sudah terbentuk dalam diri Luhur yang membuatnya selalu tertantang untuk mengembangkan dan cenderung ambisius terkontrol dengan jiwa Nurul yang berorientasi akhirat.

Allah Maha mengetahui, perbedaan karakter yang Luhur dan Nurul menjadikannya saling melengkapi dan mengisi. Terkombinasi menjadi bangunan rumah tangga yang kokoh dan seimbang. Menggenggam dunia menjadikan akhirat orientasinya. Hikmah yang luar biasa ini beliau rasakan ketika mulai mengaji dan mendalami agama. Setelah mendalami agama, beliau dapat melihat betapa besar dan indah kuasa Allah atas makhluk-Nya.

 

Tinggalkan Komentar