Berawal dari dengki seorang karyawan yang melihat temannya, sebut saja Jono (nama samaran) yang selalu mendapatkan “posisi basah”. Karena kejujuran dan kesungguhan Jono maka sangat pantas jika pimpinannya selalu menempatkan di tempat-tempat yang butuh kedua karakter yang dimiliki oleh Jono tersebut.
Hingga pada suatu hari Jono mendapat kiriman paket makanan dan minuman yang katanya dari kantornya, begitu selesai makan paket tersebut tak berapa lama Jono merasa tubuhnya tidak enak bahkan terasa panas terbakar di perut dan di dada.
Karena merasa sakit hari berikutnya Jono ijin tidak masuk kerja. Selang dua hari istirahat di rumah, Jono mendapat kiriman mp3 lagu dangdut Ayu Ting-ting di HP androidnya, begitu dibuka dan diputar lagu tersebut tubuhnya bergetar hebat dan pingsan. Setelah siuman Jono menjadi orang yang selalu bingung, ketakutan, sering ngelamun dengan pandangan kosong, bahkan tidak bisa tidur dan tidak punya selera makan. Yang membikin aneh, kiriman mp3 itu tidak bisa dihapus.
Empat bulan berjalan, pimpinan Jono melihatnya semakin hari semakin layu dengan tampilan yang menyedihkan. Dulu Jono adalah seorang yang bertubuh kekar, gagah, tinggi besar, setelah sakit initampilannya menjadi sangat berbeda. Ia lesu, kurus kering, selalu cemas dan ketakutan. Prihatin dengan keadaan Jono sang pimpinan memberikannya ijin untuk cuti dan diberi uang sepuluh juta untuk mengupayakan pengobatan.
Namun setelah Jono mengupayakan pengobatan ke mana-mana, hasilnya nihil. Hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya kelainan dalam organ tubuhnya, dokter menyatakan Jono secara medis sehat dan tidak bermasalah.
Beberapa bulan Jono mencoba menutup-tutupi kondisinya kepada keluarga, namun akhirnya sang kakak pun tahu juga. Kakak dan keluarga menyarankan agar Jono melakukan ruqyah di Rmah Bekam Center (RBC). Jonopun menghubungi RBC dan disepakati hari dan waktu untuk dilakukan ruqyah.
Tahap ruqyah dimulai dengan meng-explorasi keluhan yang dirasakan oleh Jono. Kemudian dilakukan muhasabah, mungkin ada kesalahan-kesalahan terhadap orang lain, terutama kepada orang tua. Kalau dengan orang lain, perasaan Jono mengatakan tidak pernah punya masalah. Selanjutnya Jono mengaku bahwa dulu pernah melakukan kesalahan terhadap ibunya. Sebelum pergi merantau Jono pernah marah dan memaki-maki ibunya. Selanjutnya saya meminta kepada Jono saat itu juga untuk menghubungi ibunya dan mohon maaf atas segala kesalahan selama ini serta mohon didoakan untuk kemudahan proses ruqyah ini. Terjadilah adegan yang mengharukan Jono tidak kuat menahan haru, tangisnya meledak dan air mata Jono tak bisa dibendung lagi. Setelah semua reda, ruqyahpun segera dimulai.
Seperti biasa ruqyah dimulai dengan membaca syahadah, sholawat dan mohon kekuatan untuk diberi kemudahan dan mohon perlindungan kepada Allah dari tipu daya jin dan sihir.
Dimulai dengan membacakan surat Al Fatihah. Sekali, dua kali dan tubuh Jono sudah mulai bergetar. Kami bacakan Al Fatihah selama tujuh kali dan dilanjutkan dengan membaca surat Al-Baqarah. Pada ayat pertama Alif Laam Miim kami bacakan ulang-ulang dan tubuh Jonopun bergetar semakin keras, sampai akhir surat Al Baqarah Jono mulai muntah-muntah hebat dan Jono terkapar lemas. Ruqyah dihentikan sebentar untuk sholat dhuhur.
Setelah sholat dhuhur ruqyah dilanjutkan, ketika kami baca doa perlindungan Jono langsung reaksi. Ada gerakan-gerakan perlawanan, tenaganya kuat sekali, dipegangi dua orang asisten kami masih saja tetap meronta dengan kuatnya. Kami pegang tengkuknya dan dibacakan doa Bismillahiladzi laa yandhuru ma’asmihi syaiun fil ardhi walaa fissamaa’i wahuwa samii’un ‘aliim, atas ijin Allah energi itupun bisa ditundukkan. Dan kami tanya jin yang bersarang ditubuh Jono, dia mengaku berwujud anak gederuwo dan anak buahnya sudah disuruh keluar semua, tinggal dirinya. Anak genderuwo ini mengaku memang punya misi, yaitu untuk membunuh Jono secara perlahan dengan menggangu psykis dan organ tubuhnya. Ketika kami perintahkan anak genderuwo itu untuk keluar karena takut kepada Allah, tetap tidak mau keluar. Akhirnya kami bacakan ayat-ayat pembakar jin, serta merta jin itu meronta-ronta minta ampun, berkali-kali sudah berupaya keluar tetapi selalu gagal.
Ruqyah terpaksa kami sudahi karena Jono sudah kecapekan. Ketika Jono kami sadarkan ternyata ada yang aneh pada fisik Jono, Ia menjadi kebal. Jono menggigit tangannya sendiri dan tidak merasakan apapun, dicoba lagi dengan sedikit menusukkan gunting ke tangannya, juga tidak merasakan sakit. Wah ternyata jin nya mencari sensasi.
Sebelumnya dengan minta pertimbangan ke Jono, akhirnya ruqyah dilanjutkan. Tapi sebelumnya jono berinisiatif untuk telephon ibunya, sekali lagi Jono mohon maaf kepada ibunya dan mohon dido’akan agar diberi kemudahan oleh Allah.
Kami bacakan lagi do’a perlindungan dan ayat kursi, Jono pun langsung bereaksi. Jin anak genderuwo yang ada dalam tubuh jono tertawa, kami pun mengimbangi tertawa agar yang lain tidak tegang. Ketika jin itu nunjuk-nunjuk sambil tertawa, kamipun ikut nunjuk-nunjuk sambil tertawa. Dengan cepat kami pencet ketiak Jono dan jinpun meraung-raung minta ampun.
Kami lanjutkan untuk membutakan mata jin itu dengan meneteskan minyak habatussaudah yang sudah dibacakan ruqyah, jin anak genderuwo itupun klonjotan minta ampun dan berjanji untuk keluar. Dan andaikan belum bisa keluar, dia tidak akan menggangu Jono lagi. Ketika sudah diupayakan untuk keluar masih saja susah untuk keluar, kami pun berulang-ulang membaca ayat pembatal sihir dan pemutus buhul sihir. Alhamdulillah jin anak genderuwopun berhasil bisa keluar.
Jono muntah hebat disertai keluarnya cairan berwarna cokelat tua hampir seperti darah dan seperti ada campuran pasir. Selesai muntah-muntah, Jono tersadar dan langsung menggigit tangannya. Ternyata Ia merasakan sakit serta dada, perut dan kepalanya sudah merasakan ringan dan enak. Jonopun kami perintahkan untuk sujud syukur, dan langsung telephon ibunya lagi seraya mengucapkan terimakasih dan mengabarkan bahwa atas do’anya, Allah telah memberi kemudahan untuk membebaskan petaka yang selama ini membelenggu hidupnya. Hasbunallahu wani’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’mannashiir.