Komunitas Relawan Muda Klaten Bantu Korban Banjir Tegawanu Grobogan

bantuan-grobogan3Musibah banjir yang hingga saat ini masih menenggelamkan dua desa, Desa Tajemsari dan Desa Karangpasar Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan membuat sejumlah elemen masyarat tergugah untuk membantu.

Dua desa tersebut sudah 12 hari terendam banjir akibat luapan Sungai Cabean. Ketinggian air yang merendam desa tersebut kini masih 1,5 meter meski sudah surut dari sebelumnya yang setinggi 2 meter.

Komunitas Relawan Muda (KRM) yang merupakan divisi di bawah naungan Lembaga Sosial Dompet Sejuta Harapan Kabupaten Klaten membantu dengan memperbaiki tanggul Sungai Cabean serta sembako.

“Ya kami berempat mewakili teman-teman mengirimkan amanat warga Klaten yang dikumpulkan secara sukarela pada Minggu (3/5) hingga Selasa (5/5) pagi kemarin. Titik fokus kami yakni di Posko Tajemsari Grobogan,” kata Ketua KRM Klaten Anwar Iksan saat berkunjung ke ruang wartawan Kabupaten Semarang, Rabu (6/5).

Dia menyampaikan, selain memberikan bantuan ke sejumlah warga di Dusun Kendalsari, pihaknya pun bermaksud mencoba melihat kondisi serta membantu dalam aktivitas gotong royong terhadap tanggul yang jebol tersebut. Adapun bantuan yang diserahkan di antaranya pakaian layak pakai, mie instan, hingga keperluan bayi (popok).

“Semoga saja sedikit membantu korban banjir yang hingga kini masih mengungsi. Saat ini kami sedang himpun kekuatan untuk mendirikan posko kesehatan. Rencana pasca banjir akan kami dirikan di sana. Tim relawan di Klaten yang merupakan dari berbagai elemen masyarakat setempat itu sedang mempersiapkannya termasuk sarana prasarananya,” jelasnya.

Anggota Tim KRM Klaten Mahardika Damar Wicaksono menambahkan, ada berbagai pertimbangan mengapa komunitas yang didirikan pada 2010 itu memilih Grobogan dalam penyaluran bantuan. Satu di antaranya adalah berdasarkan hasil prediksi pemerintah terhadap kondisi banjir yang dimungkinkan berlangsung cukup lama. Sudah 12 hari berjalan, ketinggiannya pun masih cukup tinggi atau antara 1 hingga 1,5 meter per Rabu (6/5) siang.

“Kami tadi pun mencoba mendengar keluhan-keluhan warga setempat. Hal yang dituntut utama saat ini oleh mereka adalah proyek pembangunan tanggul itu disegerakan selesai. Katanya dalam pembangunan kurang maksimal. Mereka siap bergotong royong tanpa dibayar. Hal itu hingga kini belum terlalu direspon,” kata Dika –sapaan keseharian mahasiswa Universitas Widya Dharma Klaten itu–.

Atas keluhan itu, lanjutnya, tim relawan di Klaten siap datang dan bergabung bersama-sama warga setempat untuk kerja bakti dalam perbaikan tanggul yang jebol tersebut. Ada berbagai unsur relawan yang ketika di lokasi telah dikomunikasikan secara langsung ke tim di Klaten. Di antaranya ada Tim Pramuka, Pecinta Alam, PMR, KSR, mahasiswa, komunitas, hingga masyarakat umum. (*)